- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/03/cara-membuat-efek-salju-di-blog.html#sthash.njdDUIN4.dpuf

Santo Antonius dari Padua

0

Setiap tanggal 13 Juni diperingati sebagai peringatan wajib Santo Antonius dari Padua. Walaupun dikenal sebagai Antonius dari Padua, tetapi ternyata Antonius bukan lahir di Padua, dan nama kelahirannya pun bukan Antonius. Orangtuanya, Martin Vicente de Bulhão dan Teresa Pais Taveira memberinya nama Fernando Martins de Bulhão saat kelahirannya 15 Agustus 1195. Keluarganya mengatur pendidikan yang terbaik baginya di sebuah sekolah lokal tetapi ia menolak dan malah masuk ke biara Santo Agustinus di Lisbon dan menjadi anggota tarekat Santo Agustinus yang terkenal dengan karya kependidikannya. Ia belajar Kitab Suci dan Bahasa Latin. Karena latar belakang keluarganya yang kaya raya, ia seringkali dikunjungi keluarga dan kenalannya yang membawakan aneka hadiah yang sebetulnya malah membuatnya jengah. Karena ingin menghindarkan diri dari hadiah-hadiah dari keluarga, ia meminta memohon pada pimpinan tarekatnya agar memindahkannya dari Portugal. Pimpinannya menyetujui permohonannya, dan ia melanjutkan studinya ke sesama Biara Santo Agutinus, di Coimbra, masih di Portugal.

Tak lama kemudian, Antonius ditugaskan ke Maroko bersama beberapa Fransiskan lainnya. Ia berharap dapat menjadi martir saat melakukan misi di sana. Tetapi sayangnya begitu tiba di Maroko, ia malah sakit keras sehingga tidak ada jalan lain selain pulang untuk memulihkan kesehatannya.

Pada suatu hari, pada suatu kesempatan perayaan, ketika banyak tamu-tamu hadir, termasuk imam-imam Dominikan, terjadi kesalahpahaman mengenai siapa yang harus memberikan homili. Fransiskan berpikir Dominikan yang akan memberikan homili, karena Dominikan adalah ordo yang mengkhususkan diri dalam berkotbah, sehingga sampai hari ini Dominikan juga disebut sebagai Ordo Pengkotbah (OP-Ordo Praedicatorum-Order of Preachers). Nah para Dominikan ini sebaliknya, datang tanpa persiapan dan berpikir Fransiskan sang tuan rumah lah yang akan memberikan kotbah.

Dalam kebingungan tersebut, pimpinan biara setempat berpikir Antonius lah yang lebih baik daripada para Fransiskan lainnya yang ada di sana untuk dapat memberikan kotbah. Ia memanggil Antonius dan menyuruhnya untuk berkata apapun yang dikatakan Roh Kudus baginya. Kotbah yang disampaikan Antonius begitu memikat semua yang hadir. Itulah titik awal kehidupan Antonius sebagai seorang pengkotbah ulung. Provinsialnya memintanya untuk memberikan kotbah mengenai Kitab Suci hingga Lombardy di bagian utara Italia. Itulah saat-saat kemampuan terbaiknya digunakan bagi Gereja. Pada saat-saat lain ia menjadi pengajar, di beberapa universitas hingga di Perancis, tetapi sebagai pengkotbah lah bakat terbesarnya.

Pada tahun 1226, setelah menghadiri kapitel Fransiskan di Arles, Perancis dan berkotbah di Provence, Perancis, Antonius kembali ke Italia dan menjadi perwakilan pada kapitel dengan Paus Gregorius IX. Kotbahnya di hadapan Paus juga sangat mempesona dan dinobatkan sebagai ”kotak permata kitab suci.”

Sembilan tahun lamanya Antonius berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Dari sembilan tahun hidupnya sebagai pengkotbah, tahun 1222-1224 ia berkotbah melawan bidaah di Italia bagian Utara, tahun 1224 ia berkotbah melawan bidaah Albigensis di Perancis bagian Selatan. Dari 1227-1230 ia kembali ke Italia dan selama masa Prapaskah tahun 1231 ia berkotbah setiap hari di Padua. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan khotbahnya hingga seringkali ia harus berbicara di lapangan terbuka karena tidak ada gedung yang sanggup menampung orang-orang yang ingin mendengarkannya. Sangat banyak orang bertobat dari perbuatan jahat: pencuri dan pembunuh. Para pembangkang ajaran Gereja juga banyak yang kembali berdamai kembali dengan Gereja.

Antonius kemudian memangku jabatan sebagai provinsial Fransiskan di wilayah Emilia-Romagna di Italia pada 30 Mei 1226. Tetapi tak lama kemudian ia kembali mulai sakit pembengkakan pada kelenjar-kelenjar tubuhnya. Tahun 1231 ia pergi ke retret bersama dua orang Fransiskan lainnya di kawasan hutan di Camposanpiero. Di sana Antonius tinggal di sebuah pondok sederhana di bawah pohon. Pada perjalanan pulang ke Padua, Antonius meninggal dunia di tengah perjalanan saat singgah di sebuah biara di Arcella. Saat itu tanggal 13 Juni 1231, ia berusia 36 tahun. Saat kematiannya, banyak anak-anak menangis di jalan dan lonceng-lonceng gereja berdentang sendirinya.

Bila kita melihat gambar Santo Antonius dari Padua, selalu terlihat ia digambarkan memeluk kanak-kanak Yesus, atau Kanak-kanak Yesus berdiri di atas kitab suci yang tengah terbuka di hadapannya. Selain Bunda Maria dan Santo Yosef, Santo Antonius dari Padua lah orang kudus Gereja yang paling sering digambarkan membawa kanak-kanak Yesus dalam pangkuannya. Kisahnya demikian:

Pada suatu hari St. Antonius bermalam di rumah seorang temannya, Lord of Chatenauneuf. St. Antonius berdoa dengan khusuk hingga larut malam. Tiba-tiba ruangan kamarnya dipenuhi oleh sinar yang sangat terang, lebih terang dari sinar matahari. Kemudian Yesus menampakkan diri kepada St. Antonius dalam rupa seorang anak kecil. Chatenauneuf melihat sinar cemerlang keluar dari celah bawah pintu kamar Antonius. Merasa heran, temannya itu mengintip melalui lubang kunci. Ia melihat seorang anak kecil yang elok parasnya sedang berdiri di atas buku sambil memeluk leher St. Antonius dengan kedua belah tangannya. Ketika St. Antonius membuka pintu kamar dan mendapati Chatenauneuf, ia berpesan agar temannya itu tidak menceritakan apa yang dilihatnya kepada siapa pun juga selama ia masih hidup.

Hal lain adalah Santo Antonius dari Padua seringkali diminta tolong oleh umat Katolik agar dengan perantaraannya kita dapat menemukan kembali barang kita yang hilang. Nah mengapa St. Antonius dimohon pertolongannya menemukan barang-barang yang hilang? Santo Antonius dari Padua, adalah santo pelindung barang-barang yang hilang atau dicuri.

Santo Antonius diangkat menjadi santo pelindung barang-barang yang hilang atau pun dicuri karena pengalaman hidupnya. St. Antonius mempunyai sebuah buku Mazmur yang sangat berarti baginya. Dalam buku Mazmurnya itulah ia mencoretkan catatan-catatan atau komentar-komentar yang dipergunakannya untuk mengajar murid-muridnya di Ordo Fransiskus. Seorang novis (yaitu seorang biarawan yang sedang menjalani masa percobaan) mulai bosan dengan kehidupan religius biara, karenanya ia memutuskan untuk melarikan diri. Ia pergi dengan membawa serta buku Mazmur St. Antonius! Ketika St. Antonius menyadari bahwa bukunya telah hilang, ia menjadi sangat sedih. St. Antonius berdoa dengan sangat agar buku Mazmurnya segera diketemukan atau dikembalikan kepadanya. Tuhan menjawab doa St. Antonius. Novis yang telah mencuri bukunya itu merasa tidak tenang jiwanya, sehingga akhirnya ia mengembalikan buku Mazmur itu kepada St. Antonius. St. Antonius memaafkan segala perbuatannya. Novis itu bahkan diterima kembali di biara.

Selain itu sebuah kisah mukjizat yang dibuat Santo Antonius saat ia berkotbah di Toulouse, Perancis mengingatkan kita untuk menghargai Sakramen Ekaristi. Di Toulouse, Santo Antonius dari Padua berdebat sengit dengan seorang penganut bidaah yang tegar hati mengenai Sakramen Ekaristi yang mendatangkan keselamatan. Akhirnya, penganut bidaah tersebut berkata:

“Marilah kita akhiri perdebatan ini dan berpegang pada fakta yang ada. Jika engkau, Antonius, dapat membuktikan bahwa dalam Ekaristi, betapapun tersembunyinya, terdapat Tubuh Kristus, aku bersedia mengingkari segala macam bidaah apapun dan menyerahkan diri pada iman Katolik.”




St Antonius menjawab dengan penuh iman, “Aku percaya pada Juruselamatku Yesus Kristus, bahwa demi pertobatanmu dan pertobatan orang-orang lainnya, atas belas kasihan-Nya, aku akan mendapatkan apa yang engkau minta.”

Lukisan Santo Antonius menggendong bayi Yesus adalah sebuah lambang dan contoh bagi kita juga. Gambaran tersebut memberikan kita semangat untuk melintasi hidup menuju pada keindahan misteri Kristus yang rendah hati, merendahkan hati bagi kita, yang menjadi rekan bagi kita menjadi pelayan kemanusiaan dan menjadi penyembuh bagi dunia.

Kanak-kanak Yesus adalah juga gambaran yang disampaikan Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi. Santo Paulus meminta agar kita mengikuti sikap Yesus Kristus yang ”walaupun yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Bab 2 ayat 6-8). Ayat ini juga merupakan bentuk spiritualitas Fransiskan.

Inilah bentuk cinta yang memancar dari kanak-kanak Yesus yang digendong oleh Santo Antonius. Dengan pembaptisan, kita sesungguhnya juga senantiasa membawa kanak-kanak Yesus dalam rengkuhan kita, karena iman kita mengajarkan kita bahwa Yesus menyertai kita setiap saat. Seperti Santo Antonius, kita pun dengan gembira, dengan penuh cinta, membawa Kristus dalam perjalanan hidup kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger