- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/03/cara-membuat-efek-salju-di-blog.html#sthash.njdDUIN4.dpuf

Santo Agustinus

0

Agustinus yang dilahirkan oleh pasangan Monika dengan Patrisius tanggal 13 November 354 di Afrika Utara, umur semenjak kecil sudah dididik agama oleh Monika yang saleh. Tetapi karena pengaruh lingkungan keluarganya yang masih kafir bibit iman itu tidak segera tumbuh seperti biji gandum tumbuh di semak berduri. Umur 18 tahun Agustinus mengambil langkah mencengangkan mata. Bukannya dia semakin dekat dengan Tuhan dan bertobat tetapi ia meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat. Semakin menggelisahkan hati Monika, ibunya, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita selama 12 tahun hingga melahirkan seorang anak, Deodatus. Permasalahan tersebut menimbulkan konflik dalam keluarga antara Agustinus dengan Monika. Untuk menghindarkan konflik tersebut ia lari meninggalkan kampung halamannya untuk memperdalam ilmunya di Universitas Carthago dengan bantuan tetangganya yang kaya.

Tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, tempat tinggal Uskup Ambrosius. Tahun 386 SM ia mendapat karier yang bagus di kantor gubernur provinsi, banyak teman, tetapi menjalani hidup penuh dosa. Tahun 387 berkat bimbingan St Ambrosius dan doa Monika ibunya, ia dibabtis tahun 387; kisah tentang pertobatannya banyak diungkapkan dalam buku confession. Tahun 391 ia ditahbiskan menjadi imam, sebagai pembantu uskup kota itu. Tahun 395 ia dipilih menjadi uskup Hippo selama 35 tahun (Bdk. Davis Hugh Farmer, The Oxford Dictionary of Saint, hlm.343-344. lihat juga Majalah BERKAT edisi April 2005 hlm 15 tentang St. Monika; bdk juga Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM dalam buku Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta: Obor, hlm.430; bdk. Juga Richard Price, Tokoh Pemikir Kristen Agustinus, Augustine, London: Herper Collins Religius, hlm 12).

Bernadette McCarver Snyder dalam buku 115 Kisah Santo-santa yang mengasyikkan melukiskan kebesaran Santo Agustinus seperti kuda nil besar, Agustinus menjadi besar karena karya-karyanya yang dia kerjakan. Bahkan menurut Richard Price dalam buku Tokoh Pemikir Kristen Agustinus dalam kata pengantarnya berani menegaskan bahwa Agustinus adalah teolog di Barat yang terbesar dari antara para Bapak Gereja Abad Pertengahan dan dihormati oleh para reformis protestan. Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM dalam buku Orang Kudus Sepanjang Tahun mencatat karya Agustinus, yakni 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Justru setelah Agustinus mampu melewati krisis dari ajaran sesat, Maneikeisme, dia dengan bimbingan Uskup Ambrosius dan doa dari St. Monika, ia mampu melahirkan buku yang sangat terkenal, Confessions (pengakuan-pengakuan); salah satu buku dari banyak buku Agustinus yang sangat terkenal. (Bdk. Davis Hugh Farmer, The Oxford Dictionary of Saint, hlm. 33-34).

Richard Price dalam buku Tokoh Pemikir Kristen Agustinus mengulas ajaran Agustinus tentang beberapa hal yakni Jalan Menuju Kebenaran, Gereja Yang Kudus dan Anggota Berdosa, Gereja dan Dunia, Kebebasan dan Rahmat, Seks dan Perkawinan, Persahabatan dan Komunitas. Menyadari bahwa karya besar Agustinus begitu banyak dan besar, maka ia berujar, “Sebuah buku yang singkat tentang Agustinus niscaya dangkal dan tentu tidak akan menyeluruh. Tulisan-tulisan Agustinus mencakup seluruh wilayah teologi dan juga filsafat.” (Bdk. Price, Agustinus … hal. 5 ).

Ada beberapa petikan dari kisah hidup Santo Agustinus. Pertama, Ayah Agustinus kafir. Ia pernah mendalami ajaran Manikeisme yang sesat. Jalan sesat tidak selamanya ditempuhnya. Berkat doa Monika dan rahmat Tuhan ia bertobat. Bahkan setelah pertobatannya Ia mampu melahirkan karya-karya teologis yang sangat mendalam. Bahkan dia berani membaktikan diri sepenuhnya demi kemuliaan Tuhan.
Kedua, ada dua sisi menarik dari pengalaman Agustinus ketika hidup dengan ibunya, Monika. Agustinus yang cerdas pernah menyusahkan ibunya dengan perkawinan tidak sahnya, dengan mendalami ajaran sesat, dengan meninggalkan ibunya, dan masih banyak lagi. Tetapi di sisi lain nasehat ibunya sangat membekas dalam dirinya. Pesan ibunya terutama sebelum meninggal banyak dituangkan dalam buku Confessions. Di dalam diri Agustinus pernah terjadi pergolakan hati, pertempuran yang baik dengan yang buruk. Yang suci akhirnya memenangkannya berkat rahmat ROH KUDUS JESUS TUHAN. Alleluya. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger