skip to main |
skip to sidebar
Fransiska lahir di Roma pada tahun 1384. Orangtuanya Paulus dan Yakobella Buso, mendidiknya dengan sangat baik dalam iman Kristiani dan perhatian kepada orang orang yang berada di lingkungan sekitar. Dengan begitu, Fransiska bertumbuh dewasa menjadi orang yang beriman dan penyayang orang orang kecil. Cita citanya adalah menjadi seorang biarawati. Tetapi karena suatu pertimbangan khusus, kedua orangtuanya menikahkan dia dengan seorang pemuda bangsawan bernama Lorenzo de Ponziani. Dari perkawinan ini, Fransiska dianugerahi beberapa orang anak. Hidup perkawinan mereka yang berlangsung selama 40 tahun lamanya diwarnai dengan saling pengertian dan cinta kasih yang mendalam. Prinsip hidup yang dipegangnya dengan teguh dalam menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga ialah:Seorang istri dan ibu rumah tangga haruslah meninggalkan Allah di gereja dan mencari Nya di dalam urusan urusan rumah tangga dan dalam pengalaman hidup sehari hari.
Hubungannya yang erat dengan Tuhan melalui doa doanya menumbuhkan dalam dirinya suatu kepekaan dan keprihatinan besar pada kondisi hidup orang orang miskin dan sakit. Karena itu, sambil menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, ia bersama adik iparnya Vannoza senantiasa menyempatkan diri membantu dan mengunjungi orang – orang yang malang itu. Banyak hartanya diberikan kepada orang – orang itu. Selama masa kelaparan dan wabah penyakit pes merajalela di Roma pada tahun 1413, ia menyumbangkan harta kekayaannya kepada orang – orang miskin. Ia merombak sebagian rumahnya menjadi suatu rumah sakit untuk menampung orang orang sakit yang terserang wabah pes. Untuk meringakan bebannya ia juga banyak meminta bantuan pada tetangga tetangganya. Tetapi permintaan bantuan itu selalu ditanggapi dengan cara cara yang menyakitkan hati.
Ketika terjadi perang di kota Roma, Lorenzo suaminya ditangkap dan diasingkan, tanah dan hartanya dijarah, dan anaknya yang sulung dibawa sebagai sandera. Peristiwa ini sungguh merupakan suatu pengalaman pahit bagi Fransiska. Ia menanggapi semuanya ini dengan tabah dan pasrah pada Tuhan, sambil tetap tinggal dirumahnya yang telah porak poranda itu.
Sewaktu keadaan ini telah pulih kembali dan Lorenzo dan anaknya kembali ke rumah, Fransiska bersama beberapa rekannya mendirikan sebuah komunitas religius, semacam kongregasi untuk meningkatkan karya karya amalnya. Komunitas religius ini berafiliasi pada Ordo Benediktin dan dibaktikan pada hidup doa dan karya karya amal. Tentang kehidupan doa, Fransiska di kenal sebagai seorang pendoa, seorang mistika pada abad ke 15, dan model bagi ibu ibu rumah tangga di Roma. Ia biasanya berdoa hingga jauh malam dan mengalami banyak penglihatan ajaib serta mendapat banyak rahmat istimewa.
Setelah Lorenzo meninggal dunia dan anak anaknya meningkat dewasa. Fransiska masuk biara yang telah didirikannya. Ia diangkat menjadi pemimpin biara hingga hari kematiannya pada tanggal 9 Maret 1440. Dengan memperhatikan seluruh cara hidupnya dan berbagai penglihatan yang dialaminya, gereja menyatakannya sebagai Kudus pada tahun 1608.
- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/03/cara-membuat-efek-salju-di-blog.html#sthash.njdDUIN4.dpuf
Santa Fransiska
Fransiska lahir di Roma pada tahun 1384. Orangtuanya Paulus dan Yakobella Buso, mendidiknya dengan sangat baik dalam iman Kristiani dan perhatian kepada orang orang yang berada di lingkungan sekitar. Dengan begitu, Fransiska bertumbuh dewasa menjadi orang yang beriman dan penyayang orang orang kecil. Cita citanya adalah menjadi seorang biarawati. Tetapi karena suatu pertimbangan khusus, kedua orangtuanya menikahkan dia dengan seorang pemuda bangsawan bernama Lorenzo de Ponziani. Dari perkawinan ini, Fransiska dianugerahi beberapa orang anak. Hidup perkawinan mereka yang berlangsung selama 40 tahun lamanya diwarnai dengan saling pengertian dan cinta kasih yang mendalam. Prinsip hidup yang dipegangnya dengan teguh dalam menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga ialah:Seorang istri dan ibu rumah tangga haruslah meninggalkan Allah di gereja dan mencari Nya di dalam urusan urusan rumah tangga dan dalam pengalaman hidup sehari hari.
Hubungannya yang erat dengan Tuhan melalui doa doanya menumbuhkan dalam dirinya suatu kepekaan dan keprihatinan besar pada kondisi hidup orang orang miskin dan sakit. Karena itu, sambil menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, ia bersama adik iparnya Vannoza senantiasa menyempatkan diri membantu dan mengunjungi orang – orang yang malang itu. Banyak hartanya diberikan kepada orang – orang itu. Selama masa kelaparan dan wabah penyakit pes merajalela di Roma pada tahun 1413, ia menyumbangkan harta kekayaannya kepada orang – orang miskin. Ia merombak sebagian rumahnya menjadi suatu rumah sakit untuk menampung orang orang sakit yang terserang wabah pes. Untuk meringakan bebannya ia juga banyak meminta bantuan pada tetangga tetangganya. Tetapi permintaan bantuan itu selalu ditanggapi dengan cara cara yang menyakitkan hati.
Ketika terjadi perang di kota Roma, Lorenzo suaminya ditangkap dan diasingkan, tanah dan hartanya dijarah, dan anaknya yang sulung dibawa sebagai sandera. Peristiwa ini sungguh merupakan suatu pengalaman pahit bagi Fransiska. Ia menanggapi semuanya ini dengan tabah dan pasrah pada Tuhan, sambil tetap tinggal dirumahnya yang telah porak poranda itu.
Sewaktu keadaan ini telah pulih kembali dan Lorenzo dan anaknya kembali ke rumah, Fransiska bersama beberapa rekannya mendirikan sebuah komunitas religius, semacam kongregasi untuk meningkatkan karya karya amalnya. Komunitas religius ini berafiliasi pada Ordo Benediktin dan dibaktikan pada hidup doa dan karya karya amal. Tentang kehidupan doa, Fransiska di kenal sebagai seorang pendoa, seorang mistika pada abad ke 15, dan model bagi ibu ibu rumah tangga di Roma. Ia biasanya berdoa hingga jauh malam dan mengalami banyak penglihatan ajaib serta mendapat banyak rahmat istimewa.
Setelah Lorenzo meninggal dunia dan anak anaknya meningkat dewasa. Fransiska masuk biara yang telah didirikannya. Ia diangkat menjadi pemimpin biara hingga hari kematiannya pada tanggal 9 Maret 1440. Dengan memperhatikan seluruh cara hidupnya dan berbagai penglihatan yang dialaminya, gereja menyatakannya sebagai Kudus pada tahun 1608.
Search
Followers
Entri Populer
Lihat ini Juga
About Me
- Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar