- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/03/cara-membuat-efek-salju-di-blog.html#sthash.njdDUIN4.dpuf

Santa Brigitta dari Irlandia

0

Hanya beberapa tahun sesudah kedatangan St Patrick di Irlandia, seorang bayi mungil dilahirkan dan dinamai Brigita. Ayahnya seorang bangsawan Irlandia bernama Dubthac dan ibunya bernama Brocca. Semakin kanak-kanak ini bertambah besar, semakin besar pula kasihnya kepada Yesus. Ia mencari Yesus dalam diri orang-orang miskin dan seringkali membawakan makanan dan pakaian bagi mereka. Konon suatu hari ia membagi-bagikan segentong penuh susu. Lalu, ia mulai cemas akan apa yang akan dikatakan ibunya. Ia berdoa kepada Tuhan untuk mengganti apa yang telah dibagi-bagikannya. Ketika tiba di rumah, gentong telah penuh kembali dengan susu!

Brigita seorang gadis yang cantik jelita. Ayahnya beranggapan bahwa sudah tiba waktunya bagi Brigita untuk menikah. Akan tetapi, Brigita telah berbulat hati untuk mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ia tak hendak menikah dengan siapapun. Ketika mengetahui bahwa para pemuda tertarik kepadanya sebab kecantikannya, ia memanjatkan suatu permohonan yang aneh kepada Tuhan. Ia mohon agar kecantikan wajahnya diambil darinya. Tuhan mengabulkan permohonannya. Melihat bahwa puterinya tak lagi cantik, dengan rela hati ayahnya menyetujui ketika Brigita minta diijinkan menjadi seorang biarawati.

Sang gadis mengikuti panggilan hidup religiusnya. Ia bahkan memulai suatu biara agar para gadis yang lain dapat menjadi biarawati juga. Setelah ia mengkonsekrasikan hidupnya kepada Tuhan dalam biara, suatu mukjizat terjadi. Brigita menjadi cantik kembali! Ia mengingatkan orang akan Santa Perawan sebab ia begitu lemah lembut dan baik hati. Sebagian orang menyebutnya “Maria dari Irlandia”. St Brigita wafat pada tahun 525.

Orang kudus kita ini begitu rindu mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Adakah suatu ruang dalam hidupmu yang engkau sembunyikan dari Tuhan? Bagaimanakah jika engkau mempersembahkannya kepada Tuhan?


23 Juli Brigitta dilahirkan di Swedia pada tahun 1303. Sejak kanak-kanak, ia memiliki devosi yang kuat kepada Sengsara Yesus. Ketika usianya sepuluh tahun, tampak olehnya Yesus di salib dan ia mendengar Yesus berkata,

“Pandanglah aku, puteri-Ku.”
“Siapakah yang memperlakukan Engkau seperti ini?” tangis Brigitta kecil.
“Mereka yang melecehkan Aku dan menolak kasih-Ku untuk mereka,” jawab Yesus.

Sejak itu Brigitta berupaya untuk mencegah orang menghina dan menyakiti hati Yesus.

Ketika usianya empatbelas tahun, Brigitta dinikahkan dengan Ulf yang berusia delapan belas tahun. Sama seperti Brigitta, Ulf juga memiliki semangat untuk melayani Tuhan. Pasangan tersebut memiliki delapan orang anak, salah seorang di antaranya adalah St. Katarina dari Swedia. Brigitta dan Ulf bekerja dalam istana kerajaan Swedia. Brigitta adalah pengiring ratu. Brigitta berusaha membantu Raja Magnus dan Ratu Blanche untuk hidup lebih baik, walaupun pada umumnya mereka tidak mendengarkan nasehatnya.

Sepanjang hidupnya, Brigitta mendapat anugerah penampakan-penampakan yang luar biasa dan pesan-pesan khusus dari Tuhan. Karena ketaatannya kepada Tuhan, Brigitta menemui banyak pemimpin serta orang-orang penting di Gereja. Dengan rendah hati dijelaskannya apa yang Tuhan kehendaki dari mereka. Setelah suaminya meninggal dunia, Brigitta menanggalkan semua pakaian mewahnya. Ia hidup sebagai seorang biarawati yang miskin. Di kemudian hari, Brigitta membentuk Ordo Sang Penebus yang juga dikenal sebagai Ordo Brigittin. Ia masih tetap melakukan segala kesibukannya, bepergian ke berbagai tempat untuk melakukan perbuatan baik. Dan melalui segala aktivitasnya itu, Yesus terus mengungkapkan banyak rahasia kepadanya. Semuanya itu diterima Brigitta tanpa sedikit pun rasa bangga atau menyombongkan diri.

Menjelang akhir hidupnya, Brigitta berziarah ke Tanah Suci. Di tempat-tempat ziarah di sana, ia mendapat penampakan-penampakan tentang apa yang telah Yesus katakan dan lakukan di tempat-tempat itu. Semua wahyu yang disampaikan kepada Brigitta tentang Sengsara Yesus diterbitkan setelah kematiannya. St. Brigitta wafat di Roma pada tanggal 23 Juli 1373. Ia dinyatakan santa oleh Paus Bonifasius IX pada tahun 1391.

Semoga Yesus Kristus, Sang Penebus dunia, menganugerahkan kepada kita rahmat untuk ambil bagian dalam sengsara-Nya melalui semangat tobat yang mendalam.



Santo Paulinus dari Nola

0

Paulinus dilahirkan sekitar tahun 353 di Bordeaux, Perancis. Ayahnya seorang gubernur dan seorang tuan tanah yang kaya-raya. Paulinus mendapat pendidikan yang baik. Ia menjadi seorang pengacara dan seorang penyair. Ia bepergian ke seluruh Perancis, Spanyol dan Italia, kemana saja pekerjaan atau kesenangan membawanya. Pada tahun 381, pada usia duapuluh delapan tahun, ia menjadi Gubernur Campania, Italia.

Ketika ia berumur tigapuluh enam tahun, Paulinus menjadi Katolik. Ia dan isterinya, Theresia, mempunyai seorang anak, seorang putera. Ketika putera mereka meninggal, mereka membagikan seluruh harta kekayaan mereka kepada orang-orang miskin. Mereka menyisakan hanya yang mereka perlukan untuk bertahan hidup. Paulinus dan Theresia sepakat bahwa mereka akan hidup sederhana. Pasangan tersebut berdoa dan bermatiraga. Mereka juga memilih untuk mengucapkan kaul kemurnian guna menyatakan cinta mereka kepada Yesus. Paulinus dan isterinya amat dihormati oleh masyarakat Kristen. Mereka sungguh gembira ketika akhirnya Paulinus memutuskan menjadi seorang imam pada tahun 394. Ia dan Theresia kemudian membentuk suatu komunitas kecil para biarawan di Nola, Italia. Mereka membuka tempat penampungan bagi mereka yang miskin dan para peziarah juga.

Paulinus dan Theresia memutuskan untuk tinggal di Nola. Paulinus ingin tinggal dekat tempat ziarah salah seorang santo favoritnya, St. Felix dari Nola. St. Felix adalah seorang imam dan uskup yang wafat pada tahun 260. Ia menjadi pembela umatnya semasa penganiayaan yang kejam oleh Kaisar Decius. Uskup Felix terkenal karena ketekunannya dalam doa, kasihnya bagi orang banyak, dan cara hidupnya yang miskin. Seabad kemudian, Paulinus mohon bantuan doanya dan menulis tentang dia. Paulinus merasakan keyakinannya bertambah dengan bantuan St. Felix. Kesamaan apa gerangan yang dimiliki mantan Gubernur Romawi ini dengan St. Felix? Lebih dari yang dapat diperkirakan St. Paulinus sendiri. Pada tahun 409, ia dipilih menjadi Uskup Nola. Umat merasa sangat gembira. Ia seorang yang bijaksana, seorang uskup yang lemah lembut, sama seperti St. Felix. St. Paulinus dipuji banyak orang kudus yang hidup pada jamannya, St. Ambrosius, St. Hieronimus , St. Martinus dari Tours dan lain-lain. Walaupun sebagian dari tulisannya yang berharga hilang, tigapuluh dua syair dan limapuluh satu suratnya masih dapat diselamatkan. St. Paulinus menjabat Uskup Nola hingga akhir hayatnya pada tahun 431.

“Dengan segenap hati aku berdoa demi harapan akan surga, karena harapan dan iman jauh lebih bernilai daripada segala kekayaan dunia ini.”

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6d/Linzer_Dom_-_Fenster_-_Paulinus_von_Nola.jpg/200px-Linzer_Dom_-_Fenster_-_Paulinus_von_Nola.jpg

Santa Agnes

0

St. Agnes hidup pada masa Gereja Perdana, yaitu masa ketika orang-orang Kristen mengalami penindasan serta penganiayaan yang kejam dalam pemerintahan bangsa Romawi. Ia wafat sebagai martir sekitar tahun 304 - 305 dalam pemerintahan Kaisar Diocletian. Usia Agnes pada waktu itu baru 13 tahun. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang ada mengenai St. Agnes, ia amat populer. Hal ini terutama karena St. Ambrosius serta para kudus Gereja lainnya banyak menulis tentangnya.

`Agnes' dalam bahasa Latin berarti `anak domba' atau `kurban', sementara dalam bahasa Yunani berarti `murni, suci'. Agnes seorang gadis remaja yang cantik jelita dan berasal dari keluarga kaya. Banyak pemuda bangsawan Romawi terpikat padanya; mereka saling bersaing agar dapat memperisteri Agnes. Tetapi Agnes menolak mereka semua dengan halus dan mengatakan bahwa ia telah mengikatkan diri pada seorang Kekasih yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Procop, putera Gubernur Romawi, termasuk salah seorang di antara para pemuda yang amat marah dan merasa terhina oleh penolakan Agnes. Mereka melaporkan Agnes kepada Gubernur dengan tuduhan pengikut Kristus.

Pada mulanya Gubernur bersikap ramah serta lembut kepadanya. Ia menjanjikan harta serta kedudukan jika saja Agnes mau menyangkal imannya dan menikah dengan Procop. Agnes menolak, berkali-kali diulanginya pernyataannya bahwa ia tidak dapat memiliki mempelai lain selain dari Yesus Kristus. Karena pernyataannya itu, Agnes diseret ke depan mezbah berhala dan diperintahkan untuk menyembahnya. Bukannya menyembah berhala, Agnes malahan mengulurkan tangannya dan membuat Tanda Salib, tanda kemenangan Kristus. Gubernur kemudian memperlihatkan kepadanya api penyiksaan, kait besi, serta segala macam alat penyiksa lainnya, tetapi gadis muda itu tetap tabah dan tidak gentar sedikit pun.

Karena Agnes tetap keras kepala, Gubernur mengancam akan mengirim Agnes ke rumah pelacuran. Tetapi Agnes menjawab, “Yesus Kristus amat pencemburu, Ia tidak akan membiarkan kemurnian para mempelainya dicemarkan seperti itu. Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka.” Katanya lagi, “Kalian dapat menodai pedang kalian dengan darahku, tetapi kalian tidak akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku yang telah kupersembahkan kepada Kristus.” Gubernur amat marah mendengar perkataannya itu. Ia memerintahkan agar Agnes, saat itu juga, dikirim ke rumah pelacuran dengan perintah bahwa semua orang berhak menganiayanya sesuka hati mereka.

Orang banyak datang untuk menyaksikan peristiwa itu. Tetapi, ketika melihat pancaran sinar wajah Agnes yang kudus dan agung serta sikapnya yang tenang, penuh kepercayaan kepada Kristus yang melindunginya, orang banyak itu takut dan tidak berani mendekat. Seorang pemuda tampil dan berusaha mengganggu Agnes. Pada saat itu juga, dengan kilat yang dari surga, pemuda itu tiba-tiba menjadi buta dan jatuh ke tanah dengan tubuh gemetar. Teman-temannya dengan ketakutan membopongnya serta membawanya kepada Agnes yang kemudian menyanyikan lagu puji-pujian kepada Kritus, sehingga pemuda itu dapat melihat serta sehat kembali.

Gubernur amat murka dan menjatuhkan hukuman mati pada Agnes. Algojo mendapat perintah rahasia untuk dengan segala cara membujuk Agnes, tetapi Agnes menjawab bahwa ia tidak akan pernah menyakiti hati Mempelai Surgawi-nya. Orang banyak menangis menyaksikan seorang dara yang lembut dan jelita dengan belenggu dan rantai yang terlalu besar bagi ukuran tubuhnya yang kecil, digiring ke tempat hukuman mati. Ia terlalu muda untuk memahami arti kematian, namun demikian ia siap menghadapinya tanpa gentar sedikit pun. Sesungguhnya, Agnes diliputi sukacita yang besar karena ia akan segera diperkenankan menyongsong mempelainya. Sama sekali tidak dihiraukannya ratap tangis mereka yang memohonnya untuk menyelamatkan nyawanya. “Aku tidak akan mengkhianati Mempelai-ku dengan menuruti keinginan kalian,” katanya, “Ia telah memilihku dan aku adalah milik-Nya.” Kemudian Agnes berdoa, membungkukkan badannya untuk menyembah Tuhan, dan segera menerima hujaman pedang yang menghantarkan jiwanya yang suci kepada kekasihnya. Agnes telah mempertahankan kemurniannya dan memperoleh mahkota martir di surga.

Jenasah Agnes disemayamkan di pemakamam keluarga di Via Nomentana dekat kota Roma. Kurang lebih lima puluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 354, Kaisar Konstantin Agung mendirikan sebuah gereja besar di tempat itu. Tubuh Agnes disemayamkan di bawah altar Gereja. Pada abad ketujuh, gereja itu kemudian dipugar, diperbesar serta diperindah dan sekarang dikenal sebagai Basilik St. Agnes.

Selama berabad-abad, setiap tahun sekali, yaitu pada pesta St. Agnes, dua anak domba tak bercela dipersembahkan dan diberkati di Basilik St Agnes. Kemudian kedua anak domba itu dipelihara oleh para biarawati Benediktin dari Santa Cecilia di Trastevere hingga hari Kamis Putih, yaitu pada saat mereka digunting bulunya. Dari bulu mereka dibuatlah 12 pallium yaitu semacam stola istimewa yang dikirimkan kepada Bapa Suci. Bapa Suci memberikan pallium tersebut kepada para Uskup Agung yang mengenakannya sebagai lambang anak domba yang digendong oleh Gembala Yang Baik.

Pesta St. Agnes dirayakan oleh Gereja Katolik di seluruh dunia setiap tanggal 21 Januari.

"Kristus mempercantik jiwaku dengan perhiasan rahmat dan kebajikan.
Aku ini milik Dia, yang dilayani oleh para malaikat.


Santo Nikolaus

0

St. Nikolaus, seorang santo dari abad keempat yang menjadi ilham lahirnya tokoh modern bernama Santa Claus atau Sinterklas, dilahirkan dekat Myra (sekarang Turki). Myra adalah sebuah kota pelabuhan di Laut Mediterania dengan jalur pelayaran yang ramai yang menghubungkan kota-kota pelabuhan laut di Mesir, Yunani dan Roma. Kapal-kapal yang lalu lalang penuh dengan muatan beras serta berbagai macam barang, tiba dengan selamat di pelabuhan, setelah terlepas dari bahaya badai dan bajak laut.

Nikolaus berasal dari salah satu keluarga pedagang kaya di Myra. Namun demikian, ia bukanlah anak yang dimanjakan oleh keluarganya. Ayah dan ibunya mengajarkan kepadanya untuk bersikap murah hati kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Dari situ Nikolaus belajar bahwa menolong orang lain menjadikan jiwa bertambah kaya.

Suatu hari, secara kebetulan, Nikolaus mendengar tentang seorang kaya di Myra yang jatuh miskin karena usahanya bangkrut. Bapak itu memiliki tiga orang anak gadis yang cantik, yang sudah cukup usianya untuk menikah. Tetapi ia tidak mempunyai cukup uang untuk menikahkan anak-anak gadisnya. Lagi pula, pikirnya, siapa yang mau menikahi mereka karena ayahnya sudah jatuh miskin? Karena sudah tidak punya uang lagi untuk membeli makanan, ayah yang putus asa itu memutuskan untuk menjual salah seorang anak gadisnya sebagai budak. Setidak-tidaknya anggota keluarga yang lain dapat bertahan hidup, demikian pikirnya.

Malam sebelum anak gadis yang sulung dijual, Nikolaus dengan satu tas kecil berisi emas di tangannya, mengendap-endap masuk halaman rumah mereka, melemparkan tas yang dibawanya melalui jendela yang terbuka, dan sekejap kemudian menghilang dalam kegelapan malam.

Keesokan harinya, sang ayah menemukan tas berisi emas tergeletak di lantai dekat tempat tidurnya. Ia tidak tahu dari mana datangnya. “Mungkin ini emas palsu,” pikirnya.Tetapi setelah diujinya, ia tahu bahwa itu sungguh-sungguh emas. Ia meneliti daftar teman serta rekan dagangnya. Tak seorang pun dari mereka yang mungkin memberikan emas itu kepadanya.

Sang ayah jatuh bersimpuh dengan air mata mengalir deras membanjiri pipinya. Ia mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang indah ini. Semangatnya bangkit kembali setelah padam sekian lama, karena seseorang secara tak disangka-sangka berbelas kasih kepadanya. Ia mempersiapkan pernikahan putri sulungnya. Masih tersisa cukup uang bagi mereka semua untuk hidup selama hampir setahun. Seringkali ia bertanya-tanya: siapa gerangan yang memberinya emas?

Dengan berakhirnya tahun, keluarga mereka tidak lagi memiliki apa-apa. Sang ayah, yang sekali lagi putus asa dan tidak menemukan adanya jalan keluar, memutuskan agar anak gadisnya yang kedua harus dijual. Tetapi, Nikolaus mendengar tentang hal ini, ia datang malam hari dekat jendela rumah mereka dan melemparkan satu tas berisi emas seperti yang ia lakukan sebelumnya. Keesokan harinya sang ayah bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan serta memohon pengampunan dari-Nya karena telah berputus asa. Namun demikian, siapakah gerangan orang misterius yang memberi mereka hadiah yang luar biasa ini?

Sejak itu, setiap malam sang ayah selalu mengawasi jendela rumahnya. Dengan berakhirnya tahun, berakhir jugalah uang simpanan mereka. Suatu hari, dalam keheningan malam, ia mendengar langkah orang mengendap-endap dekat rumahnya dan tiba-tiba satu tas berisi emas jatuh ke atas lantai. Sang ayah cepat-cepat bangkit dan lari untuk menangkap orang misterius itu. Setelah beberapa saat berlari, ia berhasil menangkap dan mengenali Nikolaus, karena pemuda itu berasal dari keluarga terpandang di kota.

“Mengapa engkau memberikan emas kepada kami?” tanya sang ayah.

“Karena Bapak membutuhkannya,” jawab Nikolaus.

“Tetapi mengapa engkau menyembunyikan diri dari kami?”

“Karena memberi itu indah, jika hanya Tuhan saja yang mengetahuinya.”

Ketika Uskup Myra wafat, para imam, tokoh-tokoh kota, serta para uskup sekitarnya berkumpul bersama di katedral untuk memilih seorang uskup baru. Mereka berdoa serta memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada mereka siapakah yang pantas untuk jabatan itu. Dalam suatu mimpi, Tuhan berfirman kepada salah seorang dari mereka bahwa besok pagi haruslah mereka semua berdoa bersama. Sementara mereka berdoa, seseorang akan masuk lewat pintu katedral. Orang itulah yang harus mereka pilih.

Ternyata Nikolaus-lah yang masuk ke dalam katedral. Penduduk kota segera memilihnya menjadi uskup mereka, karena mereka tahu bahwa orang yang sederhana ini, yang perbuatan baiknya telah mereka kenal, telah dipilih Tuhan untuk membimbing mereka.

Sebagai Uskup Myra, Nikolaus menjadi semakin lebih sadar akan kebutuhan banyak orang. Ia akan menjelajahi seluruh penjuru kota untuk menawarkan pertolongannya kepada siapa saja yang sedang berada dalam kesulitan, dan kemudian pergi diam-diam tanpa menunggu ucapan terima kasih. Ia tidak ingin menjadi terkenal. Namun demikian, nama baiknya sebagai seorang kudus semakin tersebar dan tersebar, bahkan tersebar hingga ke kota-kota yang jauh yang belum pernah dikunjunginya.

Nikolaus secara istimewa memberi perhatian agar keluarga-keluarga mempunyai makanan yang cukup serta tempat tinggal yang layak, anak-anak tumbuh dan berkembang, para lanjut usia menempuh hidup mereka dengan martabat dan hormat. Nikolaus amat suka pada para pelaut yang hidup penuh bahaya di lautan. Tanpa kapal-kapal mereka, orang banyak di belahan dunia ini tidak memiliki makanan serta barang-barang seperti yang mereka bawa dalam perdagangan mereka.

Lebih dari semuanya itu, pada masa kini Nikolaus terutama dikenang karena cintanya kepada anak-anak. Semasa hidupnya, ia biasa membagikan hadiah-hadiah kecil kepada anak-anak yang ia jumpai, seperti permen dan mainan. Kelembutan hatinya, yang biasanya juga mengejutkan mereka, menyentuh hati anak-anak, sehingga mereka dapat belajar dari orang kudus ini betapa indahnya memberi itu.

Dalam sosok Santa Claus, yang nama dan aktivitasnya diilhami dari kisah hidup St. Nikolaus, orang kudus ini tinggal bersama kita sekarang.


Santa Sesilia

0


Santa pelindung musik ini hidup pada masa awal Gereja. Sesilia adalah seorang gadis bangsawan Romawi yang telah mempersembahkan hatinya kepada Kristus. Dibawah gaun-gaunnya yang indah, seperti yang biasa dikenakan oleh para wanita bangsawan, Sesilia mengenakan sehelai baju kasar yang membuatnya menderita. Sesilia ingin mempersembahkan silihnya itu kepada Yesus, Pengantin yang telah dipilihnya. Tetapi, ayah Sesilia menikahkannya dengan seorang pemuda bangsawan kafir. Dikisahkan bahwa pada saat perayaan pernikahan berlangsung, pengantin yang cantik itu duduk menyendiri. Di dalam hatinya, ia menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan serta berdoa memohon pertolongan-Nya. Ketika ia dan Valerianus, suaminya, tinggal sendiri, ia memberanikan diri berkata kepada suaminya: “Aku mempunyai suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Ketahuilah bahwa aku mempunyai seorang malaikat Allah yang menjagaiku. Dan jika engkau memperkenankan aku memegang janjiku untuk menjadi pengantin Kristus saja, maka malaikatku akan mengasihimu seperti ia mengasihiku.”

Valerianius amat terperanjat, ia berkata dengan lembut, “Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.”
Kata Sesilia, “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan, maka engkau akan melihat malaikatku.” Kemudian Valerian pergi menemui Uskup Urban yang menerimanya dengan gembira. Setelah menyatakan pengakuan iman Kristiani, Valerianus dibaptis dan pulang kembali kepada St. Sesilia. Di sana, disamping isterinya, pemuda itu melihat malaikat yang menakjubkan.


Tiburtius, saudara Valerianus, belajar iman Kristiani dari Sesilia. St. Sesilia mengisahkan Yesus dengan begitu indahnya hingga tak lama kemudian Tiburtius pun dibaptis juga. Bersama-sama, kedua pemuda itu melakukan banyak perbuatan amal kasih. Ketika mereka ditangkap oleh karena menjadi murid Krsitus, dengan berani mereka memilih mati daripada mengingkari iman mereka kepada Yesus. Dengan kasih sayang St. Sesilia menguburkan jenasah mereka, sebelum akhirnya ia sendiri ditangkap. Sesilia mempertobatkan para petugas yang berusaha membujuknya untuk mempersembahkan korban bakaran kepada berhala. Ketika Sesilia dibakar dalam kobaran api, api tidak menyakitinya. Akhirnya, seorang ditugaskan untuk memenggal kepala Sesilia. Ia menebaskan pedangnya tiga kali ke leher Sesilia, Sesilia rebah tetapi tidak langsung tewas. Ia tergeletak di lantai rumahnya sendiri tak mampu bergerak. Meskipun begitu, dengan mengacungkan tiga jari dengan tangannya yang satu dan satu jari di tangannya yang lain, ia masih menyatakan imannya kepada Allah Tritunggal Mahakudus.


Santo Andreas

0

Ia adalah putra Yohanes, nelayan di kota itu: ia adalah saudara Simon Petrus. Mereka mempunyai rumah kediaman di Kaparnaum, dimana Yesus tinggal kalau mengajar disitu. Pada mulanya Andreas menjadi murid Yohanes Pemandi. Ketika Yohanes memberitahukan kedatangan Yesus: "Lihatlah, itulah anak domba Allah", maka Andreas segera mengikutiNya dan tinggal bersama Yesus. Ia menjadi rasul pertama bersama Yohanes, sehingga terkenal dengan sebutan l'Protoclete' (yang pertama dipanggil). Kemudian ia memperkenalkan teman-temannya kepada Yesus untuk menjadi rasulnya; misal : Filipus dan Petrus saudaranya sendiri. Ia juga memperkenalkan seorang yang membawa 5 buah roti dan 2 ekor ikan untuk memberi makan 5000 orang. Demikian juga ia membawa oang-orang kafir yang rindu melihat Yesus. Sesudah Yesus wafat, ia kabarnya mewartakan injil di Scytia dan Yunani, dan kemudian menurut tradisi yang meragukan ia pergi ke Bysantium, dimana ia mengangkat Stachys menjadi uskup.

Dimana dan bagaiman wafatnya, kurang jelas. Namun menurut tradisi kuno ia wafat sebagai martir adi Patras, Acasia, disalibkan dalam bentuk X (silang). Ia bergantung disalib itu selama 2 hari dan selama itu ia terus berkhotbah kepada kalayak disekitarnya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat, sehingga lebih lama menderita sebelum mati. Pada waktu pemerintahan Kaisar Konstansius 2 Salib (religui)nya dipindahkan dari Patras ke gereja Para Rasul di Konstantinopel. Sesudah kota itu rusak oleh perang salib pada tahun 1204, maka salib itu dicuri dan diberikan kepada Katedral Amarfi di Italia. urang jelas apakah ia pernah berkhotbah di Rusia dan Skotlandia seperti dikatakan oleh tradisi. Yang jelas ia dijadikan pelindung kedua negara itu. ANDREAS artinya: saudara laki-laki. Pestanya dirayakan pada tanggal 30 Nopember. Semoga kita, lebih-lebih yang memakai namanya mendapatkan pengantarannya dan mampu menjawab panggilan Tuhan: merasul menurut cara dan hidup kita masing-masing

"Ya Tuhan, RasulMu St.Andreas sangat giat dan bersemangat dalam tugasnya, sehingga Kauganjar dengan mahkota martil, seperti Yesus di Salib. Semoga pengantaraannya menguatkan kami"



Santo Agustinus

0

Agustinus yang dilahirkan oleh pasangan Monika dengan Patrisius tanggal 13 November 354 di Afrika Utara, umur semenjak kecil sudah dididik agama oleh Monika yang saleh. Tetapi karena pengaruh lingkungan keluarganya yang masih kafir bibit iman itu tidak segera tumbuh seperti biji gandum tumbuh di semak berduri. Umur 18 tahun Agustinus mengambil langkah mencengangkan mata. Bukannya dia semakin dekat dengan Tuhan dan bertobat tetapi ia meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat. Semakin menggelisahkan hati Monika, ibunya, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita selama 12 tahun hingga melahirkan seorang anak, Deodatus. Permasalahan tersebut menimbulkan konflik dalam keluarga antara Agustinus dengan Monika. Untuk menghindarkan konflik tersebut ia lari meninggalkan kampung halamannya untuk memperdalam ilmunya di Universitas Carthago dengan bantuan tetangganya yang kaya.

Tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, tempat tinggal Uskup Ambrosius. Tahun 386 SM ia mendapat karier yang bagus di kantor gubernur provinsi, banyak teman, tetapi menjalani hidup penuh dosa. Tahun 387 berkat bimbingan St Ambrosius dan doa Monika ibunya, ia dibabtis tahun 387; kisah tentang pertobatannya banyak diungkapkan dalam buku confession. Tahun 391 ia ditahbiskan menjadi imam, sebagai pembantu uskup kota itu. Tahun 395 ia dipilih menjadi uskup Hippo selama 35 tahun (Bdk. Davis Hugh Farmer, The Oxford Dictionary of Saint, hlm.343-344. lihat juga Majalah BERKAT edisi April 2005 hlm 15 tentang St. Monika; bdk juga Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM dalam buku Orang Kudus Sepanjang Tahun, Jakarta: Obor, hlm.430; bdk. Juga Richard Price, Tokoh Pemikir Kristen Agustinus, Augustine, London: Herper Collins Religius, hlm 12).

Bernadette McCarver Snyder dalam buku 115 Kisah Santo-santa yang mengasyikkan melukiskan kebesaran Santo Agustinus seperti kuda nil besar, Agustinus menjadi besar karena karya-karyanya yang dia kerjakan. Bahkan menurut Richard Price dalam buku Tokoh Pemikir Kristen Agustinus dalam kata pengantarnya berani menegaskan bahwa Agustinus adalah teolog di Barat yang terbesar dari antara para Bapak Gereja Abad Pertengahan dan dihormati oleh para reformis protestan. Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM dalam buku Orang Kudus Sepanjang Tahun mencatat karya Agustinus, yakni 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Justru setelah Agustinus mampu melewati krisis dari ajaran sesat, Maneikeisme, dia dengan bimbingan Uskup Ambrosius dan doa dari St. Monika, ia mampu melahirkan buku yang sangat terkenal, Confessions (pengakuan-pengakuan); salah satu buku dari banyak buku Agustinus yang sangat terkenal. (Bdk. Davis Hugh Farmer, The Oxford Dictionary of Saint, hlm. 33-34).

Richard Price dalam buku Tokoh Pemikir Kristen Agustinus mengulas ajaran Agustinus tentang beberapa hal yakni Jalan Menuju Kebenaran, Gereja Yang Kudus dan Anggota Berdosa, Gereja dan Dunia, Kebebasan dan Rahmat, Seks dan Perkawinan, Persahabatan dan Komunitas. Menyadari bahwa karya besar Agustinus begitu banyak dan besar, maka ia berujar, “Sebuah buku yang singkat tentang Agustinus niscaya dangkal dan tentu tidak akan menyeluruh. Tulisan-tulisan Agustinus mencakup seluruh wilayah teologi dan juga filsafat.” (Bdk. Price, Agustinus … hal. 5 ).

Ada beberapa petikan dari kisah hidup Santo Agustinus. Pertama, Ayah Agustinus kafir. Ia pernah mendalami ajaran Manikeisme yang sesat. Jalan sesat tidak selamanya ditempuhnya. Berkat doa Monika dan rahmat Tuhan ia bertobat. Bahkan setelah pertobatannya Ia mampu melahirkan karya-karya teologis yang sangat mendalam. Bahkan dia berani membaktikan diri sepenuhnya demi kemuliaan Tuhan.
Kedua, ada dua sisi menarik dari pengalaman Agustinus ketika hidup dengan ibunya, Monika. Agustinus yang cerdas pernah menyusahkan ibunya dengan perkawinan tidak sahnya, dengan mendalami ajaran sesat, dengan meninggalkan ibunya, dan masih banyak lagi. Tetapi di sisi lain nasehat ibunya sangat membekas dalam dirinya. Pesan ibunya terutama sebelum meninggal banyak dituangkan dalam buku Confessions. Di dalam diri Agustinus pernah terjadi pergolakan hati, pertempuran yang baik dengan yang buruk. Yang suci akhirnya memenangkannya berkat rahmat ROH KUDUS JESUS TUHAN. Alleluya. Amin.


Santa Odilia

0

Santa Odilia, yang dikenal juga sebagai St. Ottilia, dilahirkan di Obernheim, suatu desa di pegunungan Vosge, Perancis pada tahun 660, dari pasangan bangsawan Aldaric dan Bereswinda. Aldaric seorang tuan tanah yang kaya raya. Karena puterinya lahir buta, Aldaric berniat membunuhnya, sebab ia berpendapat bahwa kebutaan itu amat memalukan serta merendahkan martabat keluarga. Tak ada jalan lain bagi Bereswinda selain dari melarikan bayinya yang malang ke suatu tempat yang aman. Seorang ibu petani yang dahulu bekerja sebagai pembantu di rumahnya bersedia menerima anak itu. Ketika peristiwa pelarian ini diketahui, Bereswinda menyuruh ibu pengasuh melarikan bayinya ke Baumeles-Dames, dekat Besancon. Di sana ada sebuah biara para suster. Untunglah suster-suster di biara bersedia menerima dan merawat Odilia. Hingga usianya duabelas tahun, gadis kecil ini belum juga dibaptis. Pada suatu hari Tuhan menggerakkan Santo Erhart, Uskup Regensburg, untuk pergi ke Biara Baumeles-Dames, tempat gadis kecil itu berada. Bapa Uskup membaptisnya dengan nama Odilia. Ketika disentuh oleh minyak krisma pada saat pembaptisan, seketika itu juga matanya terbuka dan ia dapat melihat! Uskup Erhart memberitahukan mukjizat ini kepada keluarga Aldaric. Tetapi sang ayah tetap bersikukuh menolak untuk mengakui Odilia sebagai puterinya. Hugh, kakak Odilia yang terkesan akan mukjizat penyembuhan adiknya, berusaha mempertemukan Odilia dengan ayahnya. Melihat kenekatan Hugh, bangkitlah murka sang ayah; ia menjadi berang, lalu menebas kepala puteranya dengan pedang. Akhirnya, Aldaric menyesali perbuatannya yang keji dan bersedia menerima Odilia sebagai puterinya. Odilia meneruskan karyanya di Obernheim bersama kawan-kawannya. Dia membaktikan diri dalam karya-karya amal membantu mereka yang miskin papa dengan semangat pengabdian dan cinta kasih. Ayahnya bermaksud menikahkan Odilia dengan seorang pangeran. Odilia menolak; tetapi karena ayahnya terus memaksa, Odilia melarikan diri dari rumah. Aldaric akhirnya mengalah dan membujuk puterinya pulang; ia bahkan mengijinkan Odilia mengubah istananya di Hohenburg menjadi sebuah biara. Odilia menjadi kepala biara dan di kemudian hari membangun sebuah biara lain, Biara Odilienberg, di Niedermunster. Di sanalah ia membaktikan diri dalam karya bagi Tuhan dan sesama hingga wafatnya pada tanggal 13 Desember 720.


Santo Antonius dari Padua

0

Setiap tanggal 13 Juni diperingati sebagai peringatan wajib Santo Antonius dari Padua. Walaupun dikenal sebagai Antonius dari Padua, tetapi ternyata Antonius bukan lahir di Padua, dan nama kelahirannya pun bukan Antonius. Orangtuanya, Martin Vicente de Bulhão dan Teresa Pais Taveira memberinya nama Fernando Martins de Bulhão saat kelahirannya 15 Agustus 1195. Keluarganya mengatur pendidikan yang terbaik baginya di sebuah sekolah lokal tetapi ia menolak dan malah masuk ke biara Santo Agustinus di Lisbon dan menjadi anggota tarekat Santo Agustinus yang terkenal dengan karya kependidikannya. Ia belajar Kitab Suci dan Bahasa Latin. Karena latar belakang keluarganya yang kaya raya, ia seringkali dikunjungi keluarga dan kenalannya yang membawakan aneka hadiah yang sebetulnya malah membuatnya jengah. Karena ingin menghindarkan diri dari hadiah-hadiah dari keluarga, ia meminta memohon pada pimpinan tarekatnya agar memindahkannya dari Portugal. Pimpinannya menyetujui permohonannya, dan ia melanjutkan studinya ke sesama Biara Santo Agutinus, di Coimbra, masih di Portugal.

Tak lama kemudian, Antonius ditugaskan ke Maroko bersama beberapa Fransiskan lainnya. Ia berharap dapat menjadi martir saat melakukan misi di sana. Tetapi sayangnya begitu tiba di Maroko, ia malah sakit keras sehingga tidak ada jalan lain selain pulang untuk memulihkan kesehatannya.

Pada suatu hari, pada suatu kesempatan perayaan, ketika banyak tamu-tamu hadir, termasuk imam-imam Dominikan, terjadi kesalahpahaman mengenai siapa yang harus memberikan homili. Fransiskan berpikir Dominikan yang akan memberikan homili, karena Dominikan adalah ordo yang mengkhususkan diri dalam berkotbah, sehingga sampai hari ini Dominikan juga disebut sebagai Ordo Pengkotbah (OP-Ordo Praedicatorum-Order of Preachers). Nah para Dominikan ini sebaliknya, datang tanpa persiapan dan berpikir Fransiskan sang tuan rumah lah yang akan memberikan kotbah.

Dalam kebingungan tersebut, pimpinan biara setempat berpikir Antonius lah yang lebih baik daripada para Fransiskan lainnya yang ada di sana untuk dapat memberikan kotbah. Ia memanggil Antonius dan menyuruhnya untuk berkata apapun yang dikatakan Roh Kudus baginya. Kotbah yang disampaikan Antonius begitu memikat semua yang hadir. Itulah titik awal kehidupan Antonius sebagai seorang pengkotbah ulung. Provinsialnya memintanya untuk memberikan kotbah mengenai Kitab Suci hingga Lombardy di bagian utara Italia. Itulah saat-saat kemampuan terbaiknya digunakan bagi Gereja. Pada saat-saat lain ia menjadi pengajar, di beberapa universitas hingga di Perancis, tetapi sebagai pengkotbah lah bakat terbesarnya.

Pada tahun 1226, setelah menghadiri kapitel Fransiskan di Arles, Perancis dan berkotbah di Provence, Perancis, Antonius kembali ke Italia dan menjadi perwakilan pada kapitel dengan Paus Gregorius IX. Kotbahnya di hadapan Paus juga sangat mempesona dan dinobatkan sebagai ”kotak permata kitab suci.”

Sembilan tahun lamanya Antonius berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Dari sembilan tahun hidupnya sebagai pengkotbah, tahun 1222-1224 ia berkotbah melawan bidaah di Italia bagian Utara, tahun 1224 ia berkotbah melawan bidaah Albigensis di Perancis bagian Selatan. Dari 1227-1230 ia kembali ke Italia dan selama masa Prapaskah tahun 1231 ia berkotbah setiap hari di Padua. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan khotbahnya hingga seringkali ia harus berbicara di lapangan terbuka karena tidak ada gedung yang sanggup menampung orang-orang yang ingin mendengarkannya. Sangat banyak orang bertobat dari perbuatan jahat: pencuri dan pembunuh. Para pembangkang ajaran Gereja juga banyak yang kembali berdamai kembali dengan Gereja.

Antonius kemudian memangku jabatan sebagai provinsial Fransiskan di wilayah Emilia-Romagna di Italia pada 30 Mei 1226. Tetapi tak lama kemudian ia kembali mulai sakit pembengkakan pada kelenjar-kelenjar tubuhnya. Tahun 1231 ia pergi ke retret bersama dua orang Fransiskan lainnya di kawasan hutan di Camposanpiero. Di sana Antonius tinggal di sebuah pondok sederhana di bawah pohon. Pada perjalanan pulang ke Padua, Antonius meninggal dunia di tengah perjalanan saat singgah di sebuah biara di Arcella. Saat itu tanggal 13 Juni 1231, ia berusia 36 tahun. Saat kematiannya, banyak anak-anak menangis di jalan dan lonceng-lonceng gereja berdentang sendirinya.

Bila kita melihat gambar Santo Antonius dari Padua, selalu terlihat ia digambarkan memeluk kanak-kanak Yesus, atau Kanak-kanak Yesus berdiri di atas kitab suci yang tengah terbuka di hadapannya. Selain Bunda Maria dan Santo Yosef, Santo Antonius dari Padua lah orang kudus Gereja yang paling sering digambarkan membawa kanak-kanak Yesus dalam pangkuannya. Kisahnya demikian:

Pada suatu hari St. Antonius bermalam di rumah seorang temannya, Lord of Chatenauneuf. St. Antonius berdoa dengan khusuk hingga larut malam. Tiba-tiba ruangan kamarnya dipenuhi oleh sinar yang sangat terang, lebih terang dari sinar matahari. Kemudian Yesus menampakkan diri kepada St. Antonius dalam rupa seorang anak kecil. Chatenauneuf melihat sinar cemerlang keluar dari celah bawah pintu kamar Antonius. Merasa heran, temannya itu mengintip melalui lubang kunci. Ia melihat seorang anak kecil yang elok parasnya sedang berdiri di atas buku sambil memeluk leher St. Antonius dengan kedua belah tangannya. Ketika St. Antonius membuka pintu kamar dan mendapati Chatenauneuf, ia berpesan agar temannya itu tidak menceritakan apa yang dilihatnya kepada siapa pun juga selama ia masih hidup.

Hal lain adalah Santo Antonius dari Padua seringkali diminta tolong oleh umat Katolik agar dengan perantaraannya kita dapat menemukan kembali barang kita yang hilang. Nah mengapa St. Antonius dimohon pertolongannya menemukan barang-barang yang hilang? Santo Antonius dari Padua, adalah santo pelindung barang-barang yang hilang atau dicuri.

Santo Antonius diangkat menjadi santo pelindung barang-barang yang hilang atau pun dicuri karena pengalaman hidupnya. St. Antonius mempunyai sebuah buku Mazmur yang sangat berarti baginya. Dalam buku Mazmurnya itulah ia mencoretkan catatan-catatan atau komentar-komentar yang dipergunakannya untuk mengajar murid-muridnya di Ordo Fransiskus. Seorang novis (yaitu seorang biarawan yang sedang menjalani masa percobaan) mulai bosan dengan kehidupan religius biara, karenanya ia memutuskan untuk melarikan diri. Ia pergi dengan membawa serta buku Mazmur St. Antonius! Ketika St. Antonius menyadari bahwa bukunya telah hilang, ia menjadi sangat sedih. St. Antonius berdoa dengan sangat agar buku Mazmurnya segera diketemukan atau dikembalikan kepadanya. Tuhan menjawab doa St. Antonius. Novis yang telah mencuri bukunya itu merasa tidak tenang jiwanya, sehingga akhirnya ia mengembalikan buku Mazmur itu kepada St. Antonius. St. Antonius memaafkan segala perbuatannya. Novis itu bahkan diterima kembali di biara.

Selain itu sebuah kisah mukjizat yang dibuat Santo Antonius saat ia berkotbah di Toulouse, Perancis mengingatkan kita untuk menghargai Sakramen Ekaristi. Di Toulouse, Santo Antonius dari Padua berdebat sengit dengan seorang penganut bidaah yang tegar hati mengenai Sakramen Ekaristi yang mendatangkan keselamatan. Akhirnya, penganut bidaah tersebut berkata:

“Marilah kita akhiri perdebatan ini dan berpegang pada fakta yang ada. Jika engkau, Antonius, dapat membuktikan bahwa dalam Ekaristi, betapapun tersembunyinya, terdapat Tubuh Kristus, aku bersedia mengingkari segala macam bidaah apapun dan menyerahkan diri pada iman Katolik.”




St Antonius menjawab dengan penuh iman, “Aku percaya pada Juruselamatku Yesus Kristus, bahwa demi pertobatanmu dan pertobatan orang-orang lainnya, atas belas kasihan-Nya, aku akan mendapatkan apa yang engkau minta.”

Lukisan Santo Antonius menggendong bayi Yesus adalah sebuah lambang dan contoh bagi kita juga. Gambaran tersebut memberikan kita semangat untuk melintasi hidup menuju pada keindahan misteri Kristus yang rendah hati, merendahkan hati bagi kita, yang menjadi rekan bagi kita menjadi pelayan kemanusiaan dan menjadi penyembuh bagi dunia.

Kanak-kanak Yesus adalah juga gambaran yang disampaikan Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi. Santo Paulus meminta agar kita mengikuti sikap Yesus Kristus yang ”walaupun yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Bab 2 ayat 6-8). Ayat ini juga merupakan bentuk spiritualitas Fransiskan.

Inilah bentuk cinta yang memancar dari kanak-kanak Yesus yang digendong oleh Santo Antonius. Dengan pembaptisan, kita sesungguhnya juga senantiasa membawa kanak-kanak Yesus dalam rengkuhan kita, karena iman kita mengajarkan kita bahwa Yesus menyertai kita setiap saat. Seperti Santo Antonius, kita pun dengan gembira, dengan penuh cinta, membawa Kristus dalam perjalanan hidup kita.


Santa Fransiska

0

Fransiska lahir di Roma pada tahun 1384. Orangtuanya Paulus dan Yakobella Buso, mendidiknya dengan sangat baik dalam iman Kristiani dan perhatian kepada orang orang yang berada di lingkungan sekitar. Dengan begitu, Fransiska bertumbuh dewasa menjadi orang yang beriman dan penyayang orang orang kecil. Cita citanya adalah menjadi seorang biarawati. Tetapi karena suatu pertimbangan khusus, kedua orangtuanya menikahkan dia dengan seorang pemuda bangsawan bernama Lorenzo de Ponziani. Dari perkawinan ini, Fransiska dianugerahi beberapa orang anak. Hidup perkawinan mereka yang berlangsung selama 40 tahun lamanya diwarnai dengan saling pengertian dan cinta kasih yang mendalam. Prinsip hidup yang dipegangnya dengan teguh dalam menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga ialah:Seorang istri dan ibu rumah tangga haruslah meninggalkan Allah di gereja dan mencari Nya di dalam urusan urusan rumah tangga dan dalam pengalaman hidup sehari hari.
Hubungannya yang erat dengan Tuhan melalui doa doanya menumbuhkan dalam dirinya suatu kepekaan dan keprihatinan besar pada kondisi hidup orang orang miskin dan sakit. Karena itu, sambil menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, ia bersama adik iparnya Vannoza senantiasa menyempatkan diri membantu dan mengunjungi orang – orang yang malang itu. Banyak hartanya diberikan kepada orang – orang itu. Selama masa kelaparan dan wabah penyakit pes merajalela di Roma pada tahun 1413, ia menyumbangkan harta kekayaannya kepada orang – orang miskin. Ia merombak sebagian rumahnya menjadi suatu rumah sakit untuk menampung orang orang sakit yang terserang wabah pes. Untuk meringakan bebannya ia juga banyak meminta bantuan pada tetangga tetangganya. Tetapi permintaan bantuan itu selalu ditanggapi dengan cara cara yang menyakitkan hati.

Ketika terjadi perang di kota Roma, Lorenzo suaminya ditangkap dan diasingkan, tanah dan hartanya dijarah, dan anaknya yang sulung dibawa sebagai sandera. Peristiwa ini sungguh merupakan suatu pengalaman pahit bagi Fransiska. Ia menanggapi semuanya ini dengan tabah dan pasrah pada Tuhan, sambil tetap tinggal dirumahnya yang telah porak poranda itu.
Sewaktu keadaan ini telah pulih kembali dan Lorenzo dan anaknya kembali ke rumah, Fransiska bersama beberapa rekannya mendirikan sebuah komunitas religius, semacam kongregasi untuk meningkatkan karya karya amalnya. Komunitas religius ini berafiliasi pada Ordo Benediktin dan dibaktikan pada hidup doa dan karya karya amal. Tentang kehidupan doa, Fransiska di kenal sebagai seorang pendoa, seorang mistika pada abad ke 15, dan model bagi ibu ibu rumah tangga di Roma. Ia biasanya berdoa hingga jauh malam dan mengalami banyak penglihatan ajaib serta mendapat banyak rahmat istimewa.

Setelah Lorenzo meninggal dunia dan anak anaknya meningkat dewasa. Fransiska masuk biara yang telah didirikannya. Ia diangkat menjadi pemimpin biara hingga hari kematiannya pada tanggal 9 Maret 1440. Dengan memperhatikan seluruh cara hidupnya dan berbagai penglihatan yang dialaminya, gereja menyatakannya sebagai Kudus pada tahun 1608.





Santo Ignatius dari Antiokia

0

Santo Ignatius adalah Uskup Antiokia pada akhir abad pertama dan merupakan murid dari Rasul Yohanes.
Santo Ignatius adalah Uskup Antiokia pada akhir abad pertama. Dia menggunakan "Theophorus" yang berarti "pembawa Allah" sebagai nama belakangnya, dan dia hidup sesuai dengan namanya tersebut.
Menurut biografinya yang paling awal, St.Ignatius awalnya bukan seorang Kristen, dan dia masuk Kristen dan menjadi murid Rasul Yohanes. Kisah sejarah abad ke-4 menuliskan bahwa Ignatius melayani sebagai Uskup Antiokia selama empat puluh tahun, setelah diangkat disana oleh Rasul Petrus dan Paulus. Antiokia adalah salah satu dari pusat komunitas Kristen perdana yang paling penting (lihat Kisah 11:26) dan mengaku bahwa St.Petrus sendiri sebagai Uskupnya yang pertama.

Kita nyaris tidak tahu apa-apa tentang tindakan-tindakan Uskup Ignatius sewaktu dia menjabat sebagai uskup. Pekerjaannya yang terbesar dikerjakannya sewaktu dia digiring untuk dieksekusi di Roma dalam perjalanan yang panjang "membawa Allah" kepada umat dan gereja-gereja di Asia Kecil.

St.Ignatius dihukum mati selama penindasan dalam masa pemerintahan Kaisar Trajan (98-117). Ketika penindasan berlangsung, Trajan sendiri tidak terlalu ambisius atau habis-habisan, sehingga para pakar menduga bahwa entah St.Ignatius melakukan suatu hal yang memprovokasi penguasa Roma, atau mungkin dia dihianati oleh kaum bidaah. Tetapi mungkin hal itu tidak perlu. Pamornya saja sudah cukup membuat dia menjadi sasaran. Antiokia adalah sebuah kota Romawi yang penting, dan pada masa itu, kota terpenting kedua di kekaisaran Romawi. Dan Gereja di Antiokia, dengan akar-akar apostolik, sangat dihormati oleh umat Kristen dimana-mana. Sebagai Uskup Antiokia selama 40 tahun, dapat dipastikan bahwa pada masa akhir hidupnya, dia adalah seorang yang sangat terkenal.








Powered By Blogger