Walaupun ada bukti bahwa Santa Agatha dihormati jauh sebelum abad
keenam, Fakta yang kita tahu tentang Santa Agatha adalah bahwa ia lahir
di Sicila dan wafat disana sebagai martir.
Dalam kisah hidup Santa Agatha, dikisahkan bahwa Santa Agatha berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ketika Santa Agatha masih muda, ia mengabdikan hidupnya untuk Tuhan dan menolak setiap pria yang ingin menikahinya atau menginginkan kecantikannya. Salah satunya adalah Quintian, yang berasal dari keluarga kelas atas, merasa mampu memaksa Santa Agatha untuk menuruti keinginannya.
Quintian mengetahui bahwa Santa Agatha adalah seorang Kristen (pada masa itu orang-orang Kristen diburu dan dianiaya), dan ia menangkap Santa Agatha dan menghukumnya. Quintian berharap Santa Agatha menyerah saat ia dihadapkan dengan penyiksaan atau mungkin kematian, namun Santa Agatha justru menguatkan keyakinannya kepada Tuhan dengan berdoa. “ Yesus Kristus, Raja segala raja, Engkau melihat hatiku, Engkau mengetahui permohonanku. Aku sepenuhnya milik-Mu. Aku dombamu: kuatkanlah aku mengalahkan setan.”
Dikisahkan bahwa Quintian mengurung Santa Agatha di rumah pelacuran agar Santa Agatha merubah keputusannya. Quintian membawa Santa Agatha kembali setelah Santa Agatha menderita selama sebulan dalam penyiksaan, pemerkosaan dan penghinaan dalam rumah pelacuran itu, namun Santa Agatha tidak pernah bimbang imannya, tetap menyerukan bahwa kebebasannya berasal dari Yesus.
Quintian kemudian memasukkan Santa Agatha ke dalam penjara dengan maksud untuk lebih nenakuti Santa Agatha, tetapi malah justru sepertinya ini merupakan pembebasan bagi Santa Agatha. Ketika Santa Agatha tetap mempertahankan imannya kepada Yesus, Quintian menyiksanya. Quintian sama sekali menolak tindakan pengobatan untuk luka penderitaan Santa Agatha tetapi Tuhan memberikan semua kekuatan yang dibutuhkan Santa Agatha melalui penglihatannya terhadap Santo Petrus. Setelah menderita siksaan yang begitu berat, Santa Agatha wafat setelah berdoa terakhir kalinya: “Tuhan Pencipta, Engkau telah melindungiku sejak aku lahir. Engkau telah membawaku dari segala cinta dan memberiku kesabaran ketika aku menderita. Terimalah jiwaku.”
Karena salah satu siksaan yang diyakini diderita Santa Agatha adalah: payudaranya disayat, Santa Agatha sering digambarkan sedang membawa payudaranya diatas sebuah piring. Ada pemikiran bahwa berkat roti yang berlangsung pada hari perayaan Santa Agatha mungkin berasal dari pengartian yang keliru: bahwa Santa Agatha sedang membawa potongan roti.
Selama masa meletusnya Gunung Etna, orang-orang memohon pertolongan dari Santa Agatha. Karenanya Santa Agatha dihormati sebagai pelindung dari bencana api. Santa Agatha juga dihormati sebagai pelindung para pembuat lonceng (dengan alasan yang belum diketahui)- namun ada perkiraan hal ini mungkin ada kaitannya dengan kenyataan bahwa lonceng atau bel digunakan sebagai tanda bahaya bencana api.
Dalam kisah hidup Santa Agatha, dikisahkan bahwa Santa Agatha berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ketika Santa Agatha masih muda, ia mengabdikan hidupnya untuk Tuhan dan menolak setiap pria yang ingin menikahinya atau menginginkan kecantikannya. Salah satunya adalah Quintian, yang berasal dari keluarga kelas atas, merasa mampu memaksa Santa Agatha untuk menuruti keinginannya.
Quintian mengetahui bahwa Santa Agatha adalah seorang Kristen (pada masa itu orang-orang Kristen diburu dan dianiaya), dan ia menangkap Santa Agatha dan menghukumnya. Quintian berharap Santa Agatha menyerah saat ia dihadapkan dengan penyiksaan atau mungkin kematian, namun Santa Agatha justru menguatkan keyakinannya kepada Tuhan dengan berdoa. “ Yesus Kristus, Raja segala raja, Engkau melihat hatiku, Engkau mengetahui permohonanku. Aku sepenuhnya milik-Mu. Aku dombamu: kuatkanlah aku mengalahkan setan.”
Dikisahkan bahwa Quintian mengurung Santa Agatha di rumah pelacuran agar Santa Agatha merubah keputusannya. Quintian membawa Santa Agatha kembali setelah Santa Agatha menderita selama sebulan dalam penyiksaan, pemerkosaan dan penghinaan dalam rumah pelacuran itu, namun Santa Agatha tidak pernah bimbang imannya, tetap menyerukan bahwa kebebasannya berasal dari Yesus.
Quintian kemudian memasukkan Santa Agatha ke dalam penjara dengan maksud untuk lebih nenakuti Santa Agatha, tetapi malah justru sepertinya ini merupakan pembebasan bagi Santa Agatha. Ketika Santa Agatha tetap mempertahankan imannya kepada Yesus, Quintian menyiksanya. Quintian sama sekali menolak tindakan pengobatan untuk luka penderitaan Santa Agatha tetapi Tuhan memberikan semua kekuatan yang dibutuhkan Santa Agatha melalui penglihatannya terhadap Santo Petrus. Setelah menderita siksaan yang begitu berat, Santa Agatha wafat setelah berdoa terakhir kalinya: “Tuhan Pencipta, Engkau telah melindungiku sejak aku lahir. Engkau telah membawaku dari segala cinta dan memberiku kesabaran ketika aku menderita. Terimalah jiwaku.”
Karena salah satu siksaan yang diyakini diderita Santa Agatha adalah: payudaranya disayat, Santa Agatha sering digambarkan sedang membawa payudaranya diatas sebuah piring. Ada pemikiran bahwa berkat roti yang berlangsung pada hari perayaan Santa Agatha mungkin berasal dari pengartian yang keliru: bahwa Santa Agatha sedang membawa potongan roti.
Selama masa meletusnya Gunung Etna, orang-orang memohon pertolongan dari Santa Agatha. Karenanya Santa Agatha dihormati sebagai pelindung dari bencana api. Santa Agatha juga dihormati sebagai pelindung para pembuat lonceng (dengan alasan yang belum diketahui)- namun ada perkiraan hal ini mungkin ada kaitannya dengan kenyataan bahwa lonceng atau bel digunakan sebagai tanda bahaya bencana api.